Peristiwa Tragis di Tengah Permukiman Padat Muara Angke

Jakarta – Sebuah insiden cekcok yang berujung maut terjadi di kawasan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Senin malam (9 Juni 2025). Seorang pria ditemukan tewas dengan luka tusuk di bagian leher setelah terlibat pertengkaran hebat dengan seorang rekannya. Peristiwa tragis tersebut sontak menghebohkan warga sekitar dan menjadi perhatian aparat kepolisian.

Korban diketahui berinisial R (35), warga setempat yang kesehariannya bekerja sebagai buruh harian lepas. Sementara itu, pelaku yang diduga sebagai rekan kerjanya masih dalam pengejaran polisi setelah melarikan diri usai kejadian. Menurut saksi mata, pertengkaran tersebut bermula dari masalah pribadi yang semakin memanas hingga akhirnya pelaku mengeluarkan senjata tajam dan menusuk korban.

Kronologi Kejadian

Kapolsek Penjaringan, Kompol Rio Wicaksono, menjelaskan bahwa peristiwa bermula sekitar pukul 21.00 WIB ketika korban dan pelaku terlibat cekcok mulut di sebuah gang sempit tak jauh dari tempat tinggal mereka. Warga sekitar awalnya mengira pertengkaran tersebut hanyalah perdebatan biasa. Namun, dalam hitungan menit, situasi berubah drastis ketika terdengar teriakan dan suara gaduh.

“Korban ditemukan bersimbah darah di bagian leher, diduga akibat tusukan benda tajam. Ia sempat dilarikan ke puskesmas terdekat namun nyawanya tidak tertolong,” ujar Kompol Rio.

Penyelidikan dan Upaya Penangkapan

Setelah menerima laporan dari warga, pihak kepolisian langsung bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan mengumpulkan keterangan dari para saksi. Dari hasil pemeriksaan awal, polisi menemukan sebilah pisau dapur yang diduga digunakan oleh pelaku.

Polisi kini telah mengantongi identitas terduga pelaku dan tengah memburu yang bersangkutan. “Kami mengimbau kepada pelaku agar segera menyerahkan diri. Tim kami juga sedang menyisir sejumlah lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian,” tambah Rio.

Reaksi Warga dan Rasa Duka

Warga Muara Angke masih terpukul dengan insiden ini. Beberapa di antara mereka mengaku tidak menyangka bahwa perselisihan kecil bisa berubah menjadi tragedi berdarah. Sejumlah karangan bunga mulai terlihat di depan rumah duka sebagai tanda belasungkawa.

“Kami sangat kehilangan. Korban dikenal sebagai sosok yang pendiam dan tidak pernah mencari masalah,” ucap Ani (42), tetangga korban.

Penutup

Peristiwa ini menjadi pengingat keras akan pentingnya pengendalian emosi dalam menyelesaikan konflik. Aparat keamanan pun terus mengingatkan masyarakat untuk tidak main hakim sendiri atau menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Kasus ini kini dalam penanganan intensif oleh Polres Metro Jakarta Utara dan diharapkan pelaku segera tertangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.