
Sistem pertahanan udara canggih milik Israel, Iron Dome atau “Kubah Besi”, dikenal luas karena kemampuannya menangkal roket dan rudal dari berbagai serangan. Namun, dalam serangan besar-besaran Iran baru-baru ini, teknologi ini dinilai mengalami kewalahan. Berikut ini sejumlah fakta penting mengenai Iron Dome dan bagaimana sistem ini akhirnya dibuat tak berdaya oleh rudal-rudal Iran.
Iron Dome: Sistem Pertahanan Udara Kebanggaan Israel
Iron Dome dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Rafael Advanced Defense Systems bekerja sama dengan Israel Aerospace Industries. Sistem ini mulai dioperasikan pada 2011 dan dirancang khusus untuk menghadapi ancaman roket jarak pendek dan artileri dari kelompok militan, terutama dari Gaza.
Pertahanan udara canggih ini menggunakan radar untuk mendeteksi dan melacak proyektil musuh, lalu meluncurkan rudal pencegat (interceptor) Tamir yang akan meledakkan target di udara sebelum mencapai wilayah sipil atau objek vital. Efektivitas sistem ini sering diklaim mencapai lebih dari 90% dalam menghalau roket yang diarahkan ke wilayah padat penduduk.
Iran Luncurkan Serangan Terkoordinasi
Dalam sebuah serangan balasan besar pada April 2025, Iran meluncurkan lebih dari 300 proyektil termasuk drone, roket, dan rudal balistik ke wilayah Israel. Serangan ini merupakan tanggapan terhadap serangan udara Israel sebelumnya di Damaskus yang menewaskan sejumlah pejabat senior militer Iran.
Meski banyak rudal dapat dicegat, beberapa berhasil menembus sistem pertahanan Israel, termasuk Iron Dome. Hal ini menimbulkan kekhawatiran atas ketahanan sistem tersebut terhadap serangan skala besar dan serentak.
Iron Dome Kewalahan Hadapi Serangan Bertubi-tubi
Salah satu kelemahan utama adalah keterbatasan jumlah rudal Tamir yang bisa diluncurkan dalam waktu bersamaan. Dalam skenario serangan masif seperti dari Iran, sistem ini dapat “kelelahan” secara teknis dan logistik. Rudal Iran yang diluncurkan secara simultan dari berbagai arah membuat Iron Dome kesulitan menentukan prioritas target, yang menyebabkan beberapa rudal berhasil mencapai sasaran.
Para ahli militer menilai bahwa Iran sengaja menggunakan strategi overload atau membanjiri sistem pertahanan untuk menembus perlindungan udara Israel.
Evaluasi dan Tantangan Keamanan Baru
Kondisi ini mendorong militer Israel melakukan evaluasi besar-besaran atas sistem pertahanan mereka. Peristiwa ini juga menjadi pengingat bahwa tidak ada sistem yang benar-benar kebal. Perang modern terus berkembang dari sisi teknologi dan taktik.
Iron Dome tetap penting bagi pertahanan Israel. Namun, ketergantungan mutlak pada satu sistem dinilai berbahaya. Israel diperkirakan akan memperkuat sistem berlapis seperti Arrow dan David’s Sling. Mereka juga akan mempercepat pengembangan teknologi laser untuk menghadapi ancaman masa depan.