Banjir dan Longsor Terjang Sukabumi, Menyisakan Duka dan Korban Jiwa

Tim SAR Sukabumi berhasil menemukan dua korban banjir dalam kondisi yang mengharukan: seorang ibu dan anaknya yang ditemukan saling berpelukan, terjebak di antara puing-puing bangunan dan sampah yang terbawa banjir. Penemuan ini terjadi setelah bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Sukabumi, Jawa Barat pada Rabu, 4 Desember 2024. Kejadian ini menyebabkan puluhan warga hilang, menambah deretan duka bagi keluarga korban yang terdampak.

Puluhan Korban Hilang dan Proses Evakuasi yang Menegangkan

Bencana yang melanda Sukabumi pada Rabu pagi menyebabkan banyak rumah rusak dan beberapa wilayah terisolasi. Sebanyak 12 warga dilaporkan hilang akibat bencana ini, namun tim gabungan SAR berhasil menemukan 10 orang dalam kondisi meninggal dunia. Proses pencarian yang melibatkan berbagai pihak terus dilakukan untuk menemukan dua korban yang masih dinyatakan hilang.

Korban Terseret Arus Banjir Bandang, Penemuan Sahroni di Sungai Cimandiri

Sementara itu, di aliran Sungai Cimandiri, Kampung Pajagan, jasad seorang pria bernama Sahroni (45) ditemukan pada Kamis, 5 Desember 2024. Sahroni diduga terbawa arus banjir bandang setelah mengantar anaknya ke sekolah pada pagi hari. Penemuan ini menambah panjang daftar korban yang jatuh akibat bencana tersebut.

Evakuasi Dramatis di Palabuhanratu: Warga Terjebak Banjir Bandang

Tim SAR gabungan juga melakukan evakuasi dramatis di Puskesmas Palabuhanratu yang terendam banjir setinggi 1 hingga 1,5 meter. Puluhan warga terjebak di rumah mereka, termasuk ibu dan bayi yang terisolasi. Tim SAR menggunakan perahu karet untuk menyelamatkan mereka, menunjukkan kesigapan dan keberanian tim dalam menghadapi situasi darurat.

Dampak Luas dan Warga Diminta Waspada Menghadapi Hujan Lebat

Bencana ini tidak hanya merenggut korban jiwa tetapi juga mengakibatkan kerusakan besar di sejumlah wilayah Sukabumi. Sebanyak 44 rumah rusak dan ratusan warga terpaksa mengungsi. Banjir bandang dan longsor yang terjadi disertai hujan deras membuat warga di wilayah tersebut diminta untuk tetap waspada. Pemerintah daerah terus mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati mengingat curah hujan yang tinggi, yang bisa memperburuk kondisi di wilayah tersebut.

Dengan semakin meningkatnya bencana alam, masyarakat diharapkan dapat lebih siap menghadapi potensi bencana serupa di masa depan.