
Insiden Kebakaran di Sekitar Bandara Soekarno-Hatta
Pada Minggu sore, 30 Maret 2025, sebuah kebakaran hebat melanda pabrik plastik di kawasan dekat Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten. Insiden ini menyebabkan kepulan asap tebal yang berdampak pada operasional penerbangan di bandara tersebut.
Menurut laporan dari Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia), asap dari kebakaran pabrik tersebut mengganggu visibilitas di area bandara, sehingga beberapa pesawat mengalami keterlambatan pendaratan dan keberangkatan.
Penyebab dan Upaya Pemadaman
Berdasarkan keterangan dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Tangerang, kebakaran diduga dipicu oleh korsleting listrik yang kemudian menyambar bahan mudah terbakar di dalam pabrik. Proses pemadaman melibatkan lebih dari 15 unit mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan dari berbagai pos di sekitar wilayah Tangerang. Api baru berhasil dikendalikan setelah lebih dari dua jam upaya pemadaman intensif.
Dampak Terhadap Penerbangan
Dampak dari insiden ini cukup signifikan terhadap operasional penerbangan. AirNav Indonesia melaporkan bahwa sebanyak 47 pesawat terpaksa melakukan holding atau berputar-putar di udara sebelum diberikan izin untuk mendarat. Selain itu, satu pesawat lainnya yang tengah dalam perjalanan ke Soetta harus kembali ke bandara asalnya di Palembang (Return To Base/RTB).
Untuk mengatasi gangguan ini, AirNav Indonesia menerapkan interval pendaratan setiap 10 menit guna menjaga kelancaran arus penerbangan. Selain itu, pengaturan operasional landasan pacu juga dilakukan, di mana Runway 25R digunakan khusus untuk keberangkatan dan Runway 25L untuk kedatangan pesawat.
Langkah Mitigasi dan Keselamatan
Keselamatan penerbangan tetap menjadi prioritas utama. AirNav Indonesia menerapkan prosedur holding dan RTB sesuai standar operasional dalam kondisi darurat. Selain itu, pihak bandara berkoordinasi dengan pemadam kebakaran untuk mempercepat pemadaman dan mengurangi dampak asap.
Hingga pukul 16.00 WIB, kepulan asap mulai menipis, sehingga lalu lintas udara perlahan kembali normal. Pesawat SJV 765 akhirnya dapat mendarat dengan selamat pada pukul 16.09 WIB setelah sempat mengalami penundaan.
Kesimpulan: Pentingnya Kesiapsiagaan dalam Situasi Darurat
Kejadian ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dan koordinasi antar lembaga dalam menangani situasi darurat yang dapat berdampak pada keselamatan penerbangan. Langkah-langkah mitigasi yang diterapkan oleh AirNav Indonesia menunjukkan pentingnya respons cepat dalam menghadapi gangguan operasional di bandara internasional.
Dengan adanya insiden ini, diharapkan otoritas terkait dapat melakukan evaluasi lebih lanjut untuk meningkatkan sistem mitigasi dan pencegahan agar insiden serupa tidak terjadi di masa depan.